Kamis, 04 Juni 2015

IUFD



·         IUFD (Intra Uterin Fetal Death)

Intra Uterin Fetal Death (IUFD) adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum terjadi proses persalinan pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau BB janin lebih dari 1000 gram. 
Janin bisa juga mati di dalam kandungan (IUFD) karena beberapa factor antara lain gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan,hal tersebut menjadi berbahaya karena suplai makanan yang di konsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin. Sehingga pertumbuhan janin terhambat dan dapat mengakibatkan kematian. Begitu pula dengan anemia, karena anemia adalah kejadian kekurangan FE maka jika ibu kekurangan Fe dampak pada janin adalah irefersibel. Kerja organ – organ maupu aliran darah janin tidak seimbang dengan pertumbuh janin ( IUGR).
faktor yang menyebabkan kematian janin dalam kandungan, antara lain:
1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi
2. Preeklampsia dan eklampsia
3. Perdarahan
Waspada jika ibu mengalami perdarahan hebat akibat plasenta previa (plasenta yang menutupi jalan lahir) atau solusio plasenta (terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya di dalam uterus sebelum bayi dilahirkan). Otomatis Hb janin turun dan bisa picu kematian janin.
Faktor Resiko
1.      Status sosial ekonomi rendah
2.      Tingkat pendidikan ibu yang rendah
3.      Usia ibu >30 tahun atau <20 tahun
4.      Partias pertama dan partias kelima atau lebih
5.      Kehamilan tanpa pengawasan antenatal
6.      Kehamilan tanpa riwayat pengawasan kesehatan ibu yang inadekuat
7.      Riwayat kehamilan dengan komplikasi medik atau obstetric

Gejala Klinis
 Untuk menentukan stillbirth dapat ditentukan melalui :
      1.   Tidak merasakan gerakan janin selama 3 hari.
2.  Tidak ada pembesaran perut, ukuran uterus mengecil dibandingkan dengan ukuran seharusnya.
      3.  Bagian – bagian janin teraba
      4.  Tanda – tanda kehamilan berhenti
      5.  Berat badan ibu menurun.
      6.  Pemeriksaan HCG urine menjadi negative
      7.  USG : tidak terlihat DJJ dan nafas janin, badan dann tungkai janin tidak terlihat bergerak, terlihat kerangka yang bertumpuk. Tidak terlihat struktur janin, terlihat penumpukan tulang tengkorak, dan reduksi cairan yang abnormal.


Penatalaksanaan
1.      Periksa Tanda Vital
2.      Ambil darah untuk pemeriksaan darah perifer, fungsi pembekuan darah, golongan darah ABOdan Rhesus.
3.      Jelaskan seluruh prosedur pemeriksaan dan hasilnya serta rencana tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarganya. Bila belum ada kepastian sebab kematian, hindari memberikan informasi yang tidak tepat.
4.      Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu didampingi oleh orang terdekanya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan dapat lahir pervaginam.
5.      Rencana persalinan pervaginam dengan cara induksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya, sebelum keputusan diambil.
6.      Bila pilihan adalah pada ekspektatif : Tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu, yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi komplikasi .
7.      Bila pilihan adalah manajemen aktif : induksi persalinan menggunakan oksitosin atau misoprostol. Seksio sesarea merupakan pilihan misalnya pada letak lintang.
8.      Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
9.      Pemeriksaan patologi plasenta akan mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar