·
IUFD (Intra
Uterin Fetal Death)
Intra Uterin Fetal Death
(IUFD) adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum terjadi proses persalinan
pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau BB janin lebih dari 1000 gram.
Janin bisa juga mati di dalam kandungan
(IUFD) karena beberapa factor antara lain gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan,hal
tersebut menjadi berbahaya karena suplai makanan yang di konsumsi ibu tidak
mencukupi kebutuhan janin. Sehingga pertumbuhan janin terhambat dan dapat
mengakibatkan kematian. Begitu pula dengan anemia, karena anemia adalah
kejadian kekurangan FE maka jika ibu kekurangan Fe dampak pada janin adalah
irefersibel. Kerja organ – organ maupu aliran darah janin tidak seimbang dengan
pertumbuh janin ( IUGR).
faktor yang menyebabkan kematian janin dalam kandungan,
antara lain:
1. Hipertensi
atau tekanan darah tinggi
2.
Preeklampsia dan eklampsia
3. Perdarahan
Waspada
jika ibu mengalami perdarahan hebat akibat plasenta previa (plasenta yang
menutupi jalan lahir) atau solusio plasenta (terlepasnya plasenta dari tempat
implantasinya di dalam uterus sebelum bayi dilahirkan). Otomatis Hb janin turun
dan bisa picu kematian janin.
Faktor Resiko
1. Status sosial
ekonomi rendah
2. Tingkat pendidikan
ibu yang rendah
3. Usia ibu >30
tahun atau <20 tahun
4. Partias pertama dan
partias kelima atau lebih
5. Kehamilan tanpa
pengawasan antenatal
6. Kehamilan tanpa
riwayat pengawasan kesehatan ibu yang inadekuat
7. Riwayat kehamilan
dengan komplikasi medik atau obstetric
Gejala Klinis
Untuk menentukan stillbirth dapat
ditentukan melalui :
1. Tidak merasakan gerakan janin selama 3 hari.
2. Tidak ada
pembesaran perut, ukuran uterus mengecil dibandingkan dengan ukuran seharusnya.
3. Bagian – bagian janin teraba
4. Tanda – tanda kehamilan berhenti
5. Berat badan ibu menurun.
6. Pemeriksaan HCG urine
menjadi negative
7. USG
: tidak terlihat DJJ dan nafas janin, badan dann tungkai janin tidak terlihat
bergerak, terlihat kerangka yang bertumpuk. Tidak terlihat struktur janin,
terlihat penumpukan tulang tengkorak, dan reduksi cairan yang abnormal.
Penatalaksanaan
1. Periksa
Tanda Vital
2. Ambil
darah untuk pemeriksaan darah perifer, fungsi pembekuan darah, golongan darah
ABOdan Rhesus.
3. Jelaskan
seluruh prosedur pemeriksaan dan hasilnya serta rencana tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarganya. Bila belum ada kepastian sebab
kematian, hindari memberikan informasi yang tidak tepat.
4. Dukungan
mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu
didampingi oleh orang terdekanya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan dapat lahir
pervaginam.
5. Rencana
persalinan pervaginam dengan cara induksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan
dengan pasien dan keluarganya, sebelum keputusan diambil.
6. Bila
pilihan adalah pada ekspektatif : Tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu,
yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi komplikasi .
7. Bila
pilihan adalah manajemen aktif : induksi persalinan menggunakan oksitosin atau
misoprostol. Seksio sesarea merupakan pilihan misalnya pada letak lintang.
8. Berikan
kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan berbagai
kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
9. Pemeriksaan
patologi plasenta akan mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar